KENDARI, INIKATASULTRA.com – Bupati Konawe Utara Ruksamin hadir dan menjadi pemateri dalam Pelatihan keterampilan manajemen Mahasiswa 2019 Universitas Sulawesi Tenggara (Unsultra), di Aula Seminar Rektorat Unsultra, Sabtu hingga Minggu (6-7/4/2019).
Sebelum memberikan materi Ruksamin menyampaikan apresiasi kepada BEM Unsultra yang telah sukses menyelenggrakan pelatihan keterampilan manajemen tersebut.
Ruksamin menyampaikan materi tentang bagaimana mahasiswa menyonsong era millenial revolusi industri 4.0. Ia meminta kepada mahasiswa melakukan penyesuaian dan dapat berinovasi dan menjadi leadership di era revolusi industri 4.0.
“Bersiaplah menyongsong era revolusi industri 4.0, Kita tidak boleh tergilas oleh era revolusi industri 4.0 namun Kita harus bisa memanfaatkan fenomena era revolusi industri 4.0,“ katanya.
Menurutnya, era revolusi industri secara simpel artinya adalah perubahan besar dan radikal terhadap cara manusia memproduksi barang. Perubahan besar ini tercatat sudah terjadi tiga kali, dan saat ini kita sedang mengalami revolusi industri yang keempat. Setiap perubahan besar ini selalu diikuti oleh perubahan besar dalam bidang ekonomi, politik, bahkan militer dan budaya. Sudah pasti ada jutaan pekerjaan lama menghilang, dan jutaan pekerjaan baru yang muncul.
“Hari ini kita yang mahasiswa siapkah kita bersaing dengan robot, robot itu dikendalikan oleh maunya kita , sedangkan manusia belum tentu bisa kita kendalikan,” bebernya.
Selain itu, Ruksamin mencontohkan terkait era revolusi industri 4.0 yang sedang dihadapi masyarakat Indonesia khususnya mahasiswa. “Bisa saja pak rektor atau ketua BEM mengatakan kalian harus ke A, tapi ternyata di perjalanan lebih bagus saya memilih ke B, tapi kalau robot saya suruh ke A biar kamu paksa menuju ke B kalau kita tidak rubah programnya dia tidak akan tetap ke A,“ contohnya.
Lanjut Ruksamin, kalau Robot tidak pernah mengeluh capek, dia tidak pernah tanya berapa gaji. “manusia ada keluhan ada keterbatasan, ada capeknya, ada ngantuknya, kalau robot kita setel saja biarkan program yang bekerja,” ungkapnya.
Di Era revolusi industri 4.0 ini juga dibuktikan dengan maraknya startup seperti Bukalapak, Lazada, Traveloka, Gojek, dan Grab. Era industri ini menurut para peniliti bisa menjadi ancaman secara global menghilangkan 1 hingga 1,5 miliar lapangan pekerjaan sepanjang 2015 hingga 2025, karena tenaga manusia tergantikan dengan mesin otomatis. Akan tetapi, kata dia, revolusi industri 4.0 juga berpeluang memunculkan 2,1 juta pekerjaan baru pada tahun 2025.
Dia pun menjelaskan, generasi muda Aparatur Sipil Negara (ASN) saat ini adalah tulang punggung harapan bangsa untuk memimpin dan melahirkan birokrasi yang semakin dinamis. Birokrasi masa depan tak lagi membutuhkan struktur yang besar bahkan tidak butuh kantor yang terlampau besar. “Semuanya serba share space, share time, share data, serta semuanya bekerja secara milenial, digital, dan virtual, arus revolusi industri 4.0 yang serba digital tak bisa dibendung, termasuk oleh para penyelenggara negara atau ASN,” jelasnya.
Tak hanya itu, pemerintah Konawe Utara juga saat ini telah menerapkan sistem aplikasi E-Planning dan E-Budgeting sebagai proses transparansi dan merupakan sebuah sistem dengan menggunakan teknologi.
Dimana yang tadinya penyusunan sebuah program dan anggaran dilakukan secara konvensional, sekarang dilakukan melalui sebuah teknologi informasi. Dimana nantinya setiap usulan anggaran disampaikan melalui sistem oleh masing-masing satuan kerja perangkat daerah (SKPD) kepada Bappeda.
”Sistem e-planing dan e-budgeting akan membuat singkronisasi dan pengawasan program berjalan lebih baik,” pungkasnya.
Dalam kegiatan ini, turut ikut memberikan materi Walikota Kendari Sulkarnain, Polda Sultra, Danrem 143/HO Kendari, Rektor Unsultra, Prof. Andi Bahrun.